Rabu, 14 Oktober 2015
Sabtu, 10 Oktober 2015
DIMENSI
Dimensi adalah cara
untuk menyusun suatu besaran yang susunannya berdasarkan besaran pokok dengan
menggunakan lambang/huruf tertentu yang ditempatkan dalam kurung siku. Hal ini berarti dimensi suatu besaran menunjukkan cara besaran
itu tersusun dari besaran-besaran pokok. Apapun jenis satuan besaran yang
digunakan tidak mempengaruhi dimensi besaran tersebut, misalnya satuan panjang
dapat dinyatakan dalam m, cm, km, atau ft, keempat satuan itu mempunyai dimensi
yang sama, yaitu L.
Dimensi dari besaran pokok dapat
dilihat pada tabel 1. Dengan mengetahui satuan yang dimilik dari
suatu besaran, anda dapat menentukan rumus dimensi besaran turunan
lainnya.
Tabel 1 Beberapa
besaran turunan dan dimensi
No
|
Besaran Turunan
|
Rumus
|
Dimensi
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
|
Luas
Volume
Massa
jenis
Kecepatan
Percepatan
Gaya
Usaha
dan Energi
Tekanan
Daya
Impuls
dan Momentum
|
panjang x lebar
panjang x lebar x tinggi
massa
volume
perpindahan
waktu
kecepatan
waktu
massa x percepatan
gaya x perpindahan
gaya
luas
usaha
waktu
gaya x waktu
|
[L]2
[L]3
[m][L]-3
[L][T]-1
[L][T]-2
[M][L][T]-2
[M][L]2[T]-2
[M][L]-1[T]-2
[M][L]2[T]-3
[M][L][T]-1
|
Kegunaan Dimensi adalah :
1. Membuktikan dua besaran fisis setara
atau tidak.
2. Menentukan persamaan yang pasti salah
atau mungkin benar.
3. Menurunkan persamaan suatu besaran
fisis jika kesebandingan besaran fisis tersebut
dengan besaran-besaran fisis lainnya diketahui.
Contoh :
Dimensi dari besaran pokok panjang dengan
satuan meter adalah [L], dimensi dari besaran pokok Massa
dengan satuan kg adalah [M]. Untuk menuliskan dimensi dari besaran
turunan dapat anda lihat sebagai berikut :
- Massa jenis ((Ļ) memiliki satuan kg/m³ dengan dimensi = [M]/[L]³ ditulis [M][L]-³
- Kecepatan (v) adalah perubahan posisi benda (perpindahan) tiap satuan waktu mempunyai satuan m/s dengan dimensi = L/T ditulis LT-¹
- Percepatan (a) adalah perubahan kecepatan tiap satuan waktu, mempunyai satuan m/s² dengan dimensi = L/T² ditulis LT-²
Jumat, 02 Oktober 2015
MACAM-MACAM ALAT UKUR
MACAM-MACAM ALAT UKUR
Alat ukur tentunya banyak sekali macamnya, macam - macam alat ukur yang meliputi besaran panjang, massa, waktu, suhu, listrik, intensitas cahaya, dan tekanan udara.
1. Alat Ukur Besaran Panjang
Mistar/penggaris, jangka sorong, dan
mikrometer sekrup merupakan contoh alat ukur panjang. Masing-masing alat ukur
memiliki ketelitian yang berbeda-beda, sehingga diperlukan ketelitian dalam
memilih alat ukur panjang supaya terhindar dari kesalahan pengukuran. Yang termasuk kedalam macam - macam alat ukur besaran panjang adalah :
a. Penggaris/Mistar
Alat ukur panjang yang sering
digunakan adalah mistar/penggaris memiliki skala terkecil sebesar 1 mm. Mistar
memiliki ketelitian sebesar 0,5 mm diperoleh dari setengan dari skala terkecil.
Dalam melakukan pengukuran dengan
mistar arah pandangan harus tegak lurus dengan skala mistar. Hal ini untuk menghindari kesalahan dalam pengukuran. Kesalahan paralaks terjadi jika
arah pandangan mata tidak tegak lurus maka hasil pengukuran bisa lebih
kecil ataupun bisa lebih besar.
b. Jangka Sorong
Jangka sorong memiliki dua bagian
utama yaitu rahang utama (tetap) dan rahang sekunder (geser). Pada rahang tetap
terdapat skala besar yang disebut dengan skala utama, sedangkan pada rahang
geser terdapat skala kecil yang disebut dengan skala nonius. Skala utama memiliki
satuan cm, dan pada skala nonius memiliki satuan mm. Ketelitian dalam jangka
sorong adalah 0,1 mm.
Jangka sorong tepat digunakan untuk
mengukur diameter dalam, diameter luar, kedalaman tabung, dan panjang sebuah
benda maksimal 10 cm.
c. Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup mempunyai dua
bagian utama yaitu poros tetap dan poros ulir. Skala panjang
yang terdapat pada poros tetap disebut skala utama, sedangkan skala panjang
pada poros ulir disebut skala nonius. Skala utama pada mikrometer sekrup
memiliki satuan mm, sedangakan pada skala noniusnya terbagi menjadi 50
bagian. Setiap bagian memiliki nilai 1/50 x 0,5 mm. Sehinggga ketelitian
dari mikrometer sekrup adalah sebesar 0,01 mm.
Mikrometer sekrup sering digunakan
untuk mengukur tebal benda yang tipis dan diameter benda yang kecil
seperti diameter sebuah kawat kabedan dan tebal kertas.
2. Alat Ukur Besaran Massa
Massa benda menyatakan
banyaknya zat yang terkandung dalam suatu benda. Satuan benda dalam
satuan internasional adalah kilogram (kg). Massa suatu benda selalu sama
dimanapun benda tersebut berada. Alat untuk mengukur massa adalah neraca. Macam-macam neraca yaitu :
a. Neraca
Tiga Lengan
Neraca tiga lengan yaitu neraca yang juga biasanya
terdapat di laboratorium, bentuknya seperti pada gambar di bawah
ini. Dimana lengan paling depan memuat nilai satuan, lengan
tengah memuat nilai puluhan, dan lengan paling belakang memuat nilai ratusan. Cara pemakaian neraca ini yaitu dengan cara menggeser ketiga
penunjuk ke sisi paling kiri (skalanya menjadi nol), kemudian letakkan benda
yang akan diukur pada bagian kiri yang terdapat tempat untuk benda yang akan
diukur, lalu geser ketiga penunjuk ke kanan hingga muncul keseimbangan, dan
hasil pengukuran dapat diketahui.
b. Neraca Pasar
Neraca
Pasar yaitu neraca yang biasa digunakan di pasar-pasar tradisional,
bentuknya seperti pada gambar di bawah ini. Cara pemakaian neraca ini
yaitu dengan meletakkan benda yang akan ditimbang di bagian yang berbentuk
mirip baskom, lalu di bagian sebelahnya yang datar diletakkan bandul neraca
yang hampir seimbang dengan bobot benda, selanjutnya lengan neraca akan
bergerak dan hasil pengukuran dapat diketahui.
c.
Neraca Dua Lengan
Neraca
Dua Lengan yaitu neraca yang biasanya terdapat di laboratorium, bentuknya
seperti pada gambar di bawah ini. Cara pemakaian neraca ini
hampir sama dengan cara pemakaian neraca pasar, bedanya bandul neraca yang
terdapat pada neraca pasar dapat digantikan dengan barang lain.
d. Neraca Kamar Mandi
Neraca
Kamar Mandi adalah neraca yang biasa digunakan untuk mengukur berat badan,
bentuknya seperti pada gambar di bawah ini. Neraca ini biasanya terdapat
di klinik, rumah sakit, rumah, atau mungkin di tempat-tempat lain yang memiliki
neraca ini. Cara pemakaian neraca ini yaitu dengan cara kita naik ke atas
neraca ini, selanjutnya jarum yang terdapat di neraca akan menunjukkan berapa
hasil pengukuran berat badan kita.
3. Alat Ukur Besaran Waktu
Waktu adalah selang antara dua
kejadian/peristiwa. Misalnya, waktu siang adalah sejak matahari terbit hingga
matahari tenggelam, waktu hidup adalah sejak dilahirkan hingga meninggal. Untuk
peristiwa-peristiwa yang selang
terjadinya cukup lama, waktu dinyatakan dalam satuan-satuan yang lebih besar,
misalnya menit, jam, hari, bulan, tahun, abad dan lain-lain.
1 hari = 24 jam;
1 jam = 60 menit;
1 menit = 60 sekon
Sedangkan, untuk
kejadian-kejadian yang cepat sekali bisa digunakan satuan milisekon (ms) dan
mikrosekon (Ī¼s). Macam-macam alat ukur waktu yaitu :
a. Jam atau arloji
Jam
atau arloji adalah
alat ukur waktu paling populer, macam dan bentuknya sangat banyak. Ada
jam dinding, jam tangan, jam mekanik, jam digital, dan lain sebagainya. Tingkat
ketlitian jam mulai dari 0,1 s hingga 1s. Satuan waktu
dalam satuan internasional adalah sekon atau detik.
b. Stopwatch (Jam Sukat)
Stopwatch (jam sukat) merupakan
alat yang digunakan untuk mengukur lamanya waktu yang diperlukan dalam sebuah kegiatan, misalnya berapa waktu yang dibutuhkan seorang perenang untuk
menempuh garis finish. Cara
menggunakanya dengan memulai
menekan tombol diatas dan berhenti suatu waktu detik ditampilkan sebagai waktu
berlalu, kemudian dengan menekan tombol kedua pengguna dapat menyetel ulang jam sukat kembali ke nol. Tombol kedua juga digunakan sebagai perekam waktu.
Stopwatch (jam sukat) ada dua macam
yaitu jam sukat analog dan jam sukat digital. Jam sukat analog ini memiliki
ketelitian 0,1 second sedangkan jam sukat analog memiliki batas ketelitian
hingga 0,01.
c. Jam Pasir
Terdiri dari dua tabung gelas yang
terhubung dengan sebuah tabung sempit. Salah satu tabung biasanya diisi dengan
pasir yang kemudian mengalir melalui tabung sempit ketabung dibawahnya dengan
laju yang teratur. Dimana jam pasir ini digunakan untuk mengitung waktu selama
satu jam.
4.
Alat Ukur Besaran Suhu
Alat
untuk mengukur suhu disebut termometer. Termometer memanfaatkan sifat
termometrik suatu zat, yaitu perubahan sifat-sifat zat karena perubahan suhu
zat tersebut. Termometer pertama kali ditemukan oleh Galileo Galilei (1564-1642). Termometer ini
disebut termometer udara. Termometer udara terdiri dari sebuah bola kaca yang
dilengkapi dengan sebatang pipa kaca panjang. Pipa tersebut dicelupkan ke dalam
cairan berwarna. Ketika bola kaca dipanaskan, udara di dalam pipa akan
mengembang sehingga sebagian udara keluar dari pipa. Namun, ketika bola
didinginkan udara di dalam pipa menyusut sehingga sebagian air naik ke dalam
pipa. Termometer udara peka terhadap perubahan suhu sehingga suhu udara saat
itu dapat segera diketahui. Meskipun peka terhadap perubahan suhu, namun termometer
ini harus dikoreksi setiap terjadi perubahan tekanan udara.
Termometer yang banyak digunakan sekarang adalah termometer raksa. Disebut termometer
raksa karena di dalam termometer ini terdapat air raksa. Fungsi raksa adalah
sebagai penunjuk suhu. Raksa akan mengembang bila termometer menyentuh benda
yang lebih hangat dari raksa. Raksa memiliki beberapa keunggulan diantaranya:
1. Peka terhadap perubahan suhu.
Suhu raksa segera sama dengan suhu benda yang ingin diukur.2. Dapat digunakan untuk mengukur suhu rendah (-40 C) sampai suhu tinggi (360 C). Hal
ini disebabkan titik beku raksa mencapai -40 C dan titik didihnya mencapai 360 C.
3. Tidak membasahi dinding kaca sehingga pengukuran bisa menjadi lebih teliti. 4. Mengkilap seperti perak sehingga mudah terlihat.
5. Mengembang dan memuai secara
teratur.
Selain
raksa, alkohol juga dapat digunakan untuk mengisi termometer, kelebihannya
yaitu dapat mengukur suhu yang sangat rendah (mencapai -130 C) karena titik
beku alkohol yang lebih rendah dibandingkan raksa, namun termometer alkohol
tidak dapat digunakan untuk mengukur air mendidih karena titik didih alkohol
hanya 78 C.
A.
Termometer dengan bahan zat cair
1. Termometer Laboratorium
Alat
ini biasanya digunakan untuk mengukur suhu air dingin atau air yang sedang
dipanaskan. Termometer laboratorium menggunakan raksa atau alkohol sebagai
penunjuk suhu. Raksa dimasukkan ke dalam pipa yang sangat kecil (pipa kapiler),
kemudian pipa dibungkus dengan kaca yang tipis. Tujuannya agar panas dapat
diserap dengan cepat oleh termometer.
Skala
pada termometer laboratorium biasanya dimulai dari 0C hingga 100C. 0C
menyatakan suhu es yang sedang mencair, sedangkan suhu 100C menyatakan suhu
air yang sedang mendidih.
2. Termometer Ruang
Termometer
ruang biasanya dipasang pada tembok rumah atau kantor. Termometer ruang
mengukur suhu udara pada suatu saat. Skala termometer ini adalah dari -50C
sampai 50C. Skala ini digunakan karena suhu udara di beberapa tempat bisa
mencapai di bawah 0C, misalnya wilayah Eropa. Sementara di sisi lain, suhu
udara tidak pernah melebihi 50C.
3. Termometer Klinis
Termometer
klinis disebut juga termometer demam. Termometer ini digunakan oleh dokter
untuk mengukur suhu tubuh pasien. Pada keadaan sehat, suhu tubuh manusia
sekitar 37C. Tetapi pada saat demam, suhu tubuh dapat melebihi angka tersebut,
bahkan bisa mencapai angka 40.
Skala
pada termometer klinis hanya dari 35C hingga 43C. Hal ini sesuai dengan suhu
tubuh manusia, suhu tubuh tidak mungkin di bawah 35C dan melebihi 43C.
4. Termometer Six-Bellani
Termometer
Six-Bellani disebut pula termometer maksimum-minimum. Termometer ini dapat
mencatat suhu tertinggi dan suhu terendah dalam jangka waktu tertentu.
Termometer ini mempunya 2 cairan, yaitu alkohol dan raksa dalam satu termometer.
B.
Termometer dengan bahan zat padat
1. Termometer Bimetal
Termometer
bimetal memanfaatkan logam untuk menunjukkan adanya perubahan suhu dengan
prinsip logam akan memuai jika dipanaskan dan menyusut jika didinginkan. Kepala
bimetal dibentuk spiral dan tipis, sedangkan ujung spiral bimetal ditahan
sehingga tidak bergerak dan ujung lainnya menempel pada pinggir penunjuk.
Semakin besar suhu, keping bimetal semakin melengkung dan meneyebabkan jarum
penunjuk bergerak ke kanan, ke arah skala yang lebih besar. Termometer bimetal
biasanya terdapat di mobil.
2. Termometer Hambatan
Termometer
hambatan merupakan termometer yang paling tepat digunakan dalam industri untuk
mengukur suhu di atas 1000 C. Termometer ini dibuat berdasarkan perubahan
hambatan logam, contohnya termometer hambatan platina.
Dalam
termometer hambatan terdapat kawat penghambat yang disentuhkan ke benda yang
akan diukur suhunya, misalnya pada pengolahan besi dan baja. Suatu tegangan
atau potensial listrik yang bernilai tetap diberikan sepanjang termistor, yaitu
sensor yang terbuat dari logam dengan hambatan yang bertambah jika dipanaskan.
3. Termokopel
Pengukuran
suhu dengan ketepatan tinggi
dapat dilakukan dengan menggunakan termokopel, di mana suatu tegangan listrik
dihasilkan saat dua kawat berbahan logam yang berbeda disambungkan untuk
membentuk sebuah loop. Kedua persambungan tersebut memiliki suhu yang berbeda.
Untuk meningkatkan besar tegangan listrik yang dihasilkan, beberapa termokopel
bisa dihubungkan secara seri untuk membentuk sebuah termopil.
C. Termometer dengan bahan gas
Termometer
gas adalah jenis termometer yang memanfaatkan sifat-sifat termal gas. Ada dua
macam termometer gas:
1. Termometer yang volume gasnya
dijaga tetap dan tekanan gas tersebut dijadikan sifat termometrik dari
termometer.
2. Termometer yang tekanan gasnya
dijaga tetap dan volume gas tersebut dijadikan sifat termometrik dari
termometer.
D.
Termometer optis
1. Pirometer
Prinsip
kerja pirometer adalah dengan mengukur intensitas radiasi yang dipancarkan oleh
benda-benda yang suhunya sangat tinggi. Spirometer dapat digunakan untuk
mengukur suhu antara 500 C – 3.000 C.
2. Termometer inframerah
Termometer
inframerah digunakan dengan cara menekan tombol sampai menunjukkan angka
tertinggi dengan cara mengarahkan sinar inframerah ke sasaran yang
dituju. Sinar yang diarahkan ke benda yang diukur akan memantul dan pantulan
tersebut direspon oleh alat sehingga termometer inframerah menunjukkan skala
suhu yang tepat.
5. Alat Ukur Besaran Listrik
a. Amperemeter /
Ampere Meter
Amperemeter adalah alat yang
digunakan untuk mengukur kuat arus listrik. Umumnya alat ini di pakai oleh teknisi elektronik dalam alat multi tester
listrik yang disebut avometer gabungan dari fungsi amperemeter,
voltmeter dan ohmmeter. Amper meter dapat dibuat atas susunan mikroamperemeter
dan shunt yang berfungsi untuk deteksi arca pada rangkaian baik arus yang
kecil, sedangkan untuk arus yang besar ditambhan dengan hambatan shunt.
Amperemeter bekerja sesuai dengan gaya lorentz gaya magnetis. Arus yang mengalir pada kumparan yang selimuti melon magnet akan menimbulkan gaya lorentz yang dapat menggerakkan jarum amperemeter. Semakin besar arus
yangmengalir maka semakin besar pula simpangannya.
b.
Voltmeter / Volt Meter
Voltmeter adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengukur tegangan listrik. Dengan ditambah alat multiplier akan dapat meningkatkan kemampuan pengukuran alat voltmeter berkali-kali lipat. Gaya magnetik akan timbul dari interaksi antar medan magnet dan kuat arus. Gaya magnetic tersebut akan mampu membuat jarum alat pengukur voltmeter bergerak saat ada arus listrik. Semakin besar arus listrik yang mengalir maka semakin besar penyimpangan jarum yang terjadi.
Voltmeter adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengukur tegangan listrik. Dengan ditambah alat multiplier akan dapat meningkatkan kemampuan pengukuran alat voltmeter berkali-kali lipat. Gaya magnetik akan timbul dari interaksi antar medan magnet dan kuat arus. Gaya magnetic tersebut akan mampu membuat jarum alat pengukur voltmeter bergerak saat ada arus listrik. Semakin besar arus listrik yang mengalir maka semakin besar penyimpangan jarum yang terjadi.
c.
Ohmmeter / Ohm Meter
Ohm meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur hambatan listrik yang merupakan suatu daya yang mampu menahan aliran listrik pada konduktor. Alat tersebut menggunakan galvanometer untuk melihat besarnya arus listrik yang kemudian dikalibrasi ke satuan ohm
Ohm meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur hambatan listrik yang merupakan suatu daya yang mampu menahan aliran listrik pada konduktor. Alat tersebut menggunakan galvanometer untuk melihat besarnya arus listrik yang kemudian dikalibrasi ke satuan ohm
d.
Galvanometer
Galvanometer adalah alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur kuat arus dan beda potensial listrik yang relatif kecil. Galvanometer
tidak dapat digunakan untuk mengukur kuat arus maupun beda potensial listrik
yang relatif besar, karena komponen-komponen internalnya yang tidak mendukung.
Galvanometer bisa digunakan untuk mengukur kuat arus maupun beda potensial
listrik yang besar, jika pada galvanometer tersebut dipasang hambatan eksternal
(pada voltmeter disebut hambatan depan, sedangkan pada ampermeter disebut
hambatan shunt)
6.
Alat Ukur Intensitas Cahaya (Lux Meter)
Alat ukur
cahaya (lux meter) adalah alat yang digunakan amok mengukur besarnya intensitas
cahaya di suatu tempat. Besarnya intensitas cahaya ini perlu untuk diketahui karena pada dasarnya manusia juga memerlukan penerangan yang cukup. Untuk
mengetahui besarnya intensitas cahaya ini maka diperlukan sebuah sensor yang cukup peka
dan linier terhadap cahaya. Sehingga cahaya yang diterima oleh sensor dapat diukur dan ditampilkan pada sebuah tampilan
digital. Harga dari besarnya cahaya dapat
ditampilkan pada layar LCD (Liquid Crystal
Display) dengan menggunakan
sebuah ADC (Analog to Digital Converter) Max ICL’7106 dengan tegangan masukan
antara 200 mV – 2 V dan tegangan referensi antara 100 mV – 1
V. Sensor cahaya yang digunakan adalah solar cell dengan tegangan keluaran
sebesar 0.5 V dan arus 20 mA sampai 30 mA. Alat ukur ini dibuat portable dengan
menggunakan tegangan sUmber 9 V DC dari baterai.
7. Alat Ukur Tekanan Udara (Barometer)
Barometer merupakan alat
pengukur tekanan dalam satuan mb. Barometer ada
dua jenis yaitu barometer raksa dan barometer aneroid. Tetapi kegunaan mereka tetap sama yaitu mengukur tekanan udara, Barometer
termasuk peralatan meteorologi golongan non recording yang pada waktu tertentu harus dibaca agar mendapat data yang diinginkan. Barometer baik
raksa maupun anaeroid dipengaruhi oleh ketinggian, mengingat tekanan udara akan berkurang seiring pertambahan ketinggian.
sehingga perlu selalu pensettingan awal. Barometer raksa ada dua jenis yaitu
wheel barometer dan stick barometer.
a. Wheel Barometer
Prinsip kerja barometer adalah peningkatan tekanan udara akan
berpengaruh pada kolom merkuri menyebabkan
ketinggian raksa di tuba sebelah kiri meningkat dan di sebelah kanan menurun (untuk lebih jelasnya lebih pada gambar yang ada dalam link yang
saya sertakan). Terdapat
pemberat kecil yang mengapung di atas merkuri, yang mengikuti pergerakan turun naik merkuri ini dan menyebabkan dorongan yang terhubung pads pointer dimana akan mengindikasikan kenaikan tekanan. Jika terjadi penurunan tekanan maka akan terjadi proses sebaliknya. Barometer
jenis ini sebaiknya diguncang dulu sebelum digunakan.
b. Stick Barometer
Barometer jenis ini dirancang untuk dapat membaca tekanan pada sea level dan juga dapat langsung dibaca oleh pengguna
pada skala yang biasanya tercatat pada stick barometer tersebut, sehingga memerlukan pengaturan yang lebih rumit dibanding wheel barometer
untuk menyesuaikannya dengan ketinggian. Prinsip kerjanya hampir sama dengan wheel barometer karena sama-sama menggunakan air raksa (merkuri).
Langganan:
Postingan (Atom)